photo AB230x90gif_zps839436ce.gif

Rabu, 06 April 2016

Pemerintah Diminta Segera Kerahkan TNI Bebaskan 10 WNI

Pemerintah Diminta Segera Kerahkan TNI Bebaskan 10 WNI

Berita terkini - Jakarta - Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon meminta pemerintah segera menggerakan personel TNI untuk menyelamatkan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah saat ini dianggap Effendi tak efektif melakukan upaya pembebasan.





















Image result for Pemerintah Diminta Segera Kerahkan TNI Bebaskan 10 WNI

Agen casino online | togel online | poker online terpercaya | bandar bola online
 






"Prihatin saya kalau pemerintah baik presiden, menteri, semua pihak mengedepankan cara-cara bernegoisasi dan menerima pembayaran dengan menebus, menerima tuntutan, mengiyakan tebusan dari separatis atau pihak perompak," ungkap Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Menurut Effendi, seharusnya Indonesia bisa menunjukkan kekuatannya dalam mengatasi perompak. Apalagi nyawa warga negaranya yang menjadi taruhan. Ia yakin, dengan kemampuan pertahanan yang dimiliki, pemerintah mampu segera menyelamatkan ABK.

"Harus kedepankan kedaulatan bangsa kita. Pasti itu bisa, jangan pemerintah kita berpikir, 'nanti akan menggangu stabilitas kekuasaan saya, akan menggangu rating pencitraan saya'. Apakah itu yang dimaksud dengan negara dan pemerintah hadir? Kita harus tunjukkan posisi tawar dan power," jelas Effendi.

Jika hanya membebaskan sandera dari perompak, ia yakin prajurit TNI mampu menjalankan tugas dengan baik. Effendi mengatakan seharusnya Indonesia menunjukkan mampu mempertahankan kedaulatan negara.

"Malah kok pemerintah beri tiga opsi di luar kelaziman sebagai negara berdaulat. Dulu ketika Woyla, dengan kemampuan diplomasi ternyata bisa. Alhamdulillah berhasil. Tapi kedaulatan kita teruji. Kalau serahkan tebusan, nggak perlu dong ada negara dan TNI," tuturnya.

Penyandera sebelumnya memberikan batas waktu 2 hari lagi untuk memberikan uang tebusan yang diminta. Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso atau Rp 15 miliar untuk 10 sandera. Tim pasukan khusus pun sudah disiagakan di Tarakan, Kalimantan Utara, untuk sewaktu-waktu menjemput sandera jika upaya negoisasi berhasil.

"TNI-TNI kita mempunyai kemampuan, jangan TNI hanya untuk menjemput. Bayangkan nanti TNI hanya menjemput di perbatasan lalu membawa pulang, kalau tugas pejemputan PMI saja dan relawan cukup," ujar Effendi.

"Ini namanya negara kita bernegosiasi dengan teroris. Saya kira dengan kemampuan Komando kita, kita mampu. Berikan kita akses untuk mengambil para WNI baik dari TN AD, AU, dan AL. Mereka mampu, itu sekaligus menaikkan moralitas bangsa kita, yang sekarang sudah semakin terseok-seok tidak ada lagi kebanggaan kita lagi," lanjut politisi PDIP itu.

Pemerintah sebenarnya sudah menyatakan tidak akan membayar tebusan yang diminta kelompok garis keras Abu Sayyaf. Menlu Retno Marsudi pun sudah berkunjung ke Filipina melakukan pertemuan dengan otoritas berwenang setempat

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah masih terus berupaya membebaskan para sandera yang merupakan awak kapal tug boat Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12. Jokowi menyebut ada upaya-upaya pembebasan sandera yang tidak bisa diungkap ke publik.

"Masih komunikasi terus, masih komunikasi, saya ikuti terus. Ada hal yang tidak bisa saya umumkan," terang Jokowi, Rabu (6/4).
(miss4d.blogspot.com)

0 komentar:

Posting Komentar