photo AB230x90gif_zps839436ce.gif

Rabu, 30 Maret 2016

Awalnya Tewas Dikira Kecelakaan, Ternyata PNS ini Tewas Dibunuh

Awalnya Tewas Dikira Kecelakaan, Ternyata PNS ini Tewas Dibunuh

Berita terkini - Awalnya Tewas Dikira Kecelakaan, Ternyata PNS ini Tewas Dibunuh - Surabaya - Pada Senin (21/3/2016) lalu, Karyanto tewas setelah mengalami kecelakaan di Jalan Ambengan. Motor yang dikendarai pria 45 tahun itu menabrak sebuah pikap.

Keluarga Karyanto pun berduka. Jenazah pria yang bekerja sebagai PNS staf umum Pemkot Surabaya itu segera dikebumikan. Namun alangkah kagetnya keluarga Karyanto saat polisi mengabarkan jika tewasnya Karyanto bukan karena kecelakaan, tetapi karena pembunuhan.

Kabar yang disampaikan lebih dari seminggu seteah Karyanto tewas itu menjadi tanda tanya bagi keluarganya. Ternyata kasus ini berhubungan dengan kisah asmara terlarang Karyanto dengan istri orang lain yang berujung pada tewasnya dia.

"Kasus ini awalnya dilaporkan sebagai kecelakaan, tetapi ada yang mencurigakan di sini. Kami melakukan penyelidikan, dan memang benar ini bukan kasus kecelakaan, tetapi pembunuhan," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kepada wartawan, Rabu (30/3/2016).

Perempuan yang membuat kepincut pria warga Bundaran Sawahan H­5 Baru itu adalah Sriyani. Mereka pertama kali bertemu pada November 2015. Saat itu saat Sriyani mengurus surat di Pemkot Surabaya. Dari perkenalan itu, hubungan mereka menjadi akrab. Mereka pun memadu kasih.

Mereka tahu jika hubungan itu adalah hubungan terlarang karena mereka sama-sama sudah mempunyai pasangan. Tetapi mereka tetap meneruskan. Jika Karyanto belum pernah tepergok istrinya, maka Sriyani sudah pernah tepergok suaminya, Ahmad Saifudin.

Sudah dua kali Saifudin memergoki mereka. Bahkan salah satunya Saifudin memergoki mereka saat mereka sedang check ini di sebuah hotel di kawasan Kenjeran. Pria 43 tahun itu sudah memperingatkan Karyanto agar menjauhi istrinya.

"Meski sudah diperingatkan, tetapi korban mengabaikannya dan tetap berhubungan dengan istri pelaku," kata Takdir.

Sriyani tetap berhubungan denga Karyanto karena merasa jika Karyanto bisa memenuhi keinginannya, terutama materi. Setiap kali berhubungan, Karyanto selalu memberi Sriyani uang Rp 300-500 ribu. Sriyani sudah kehilangan respek terhadap Saifudin karena pekerjaaannya yang hanya sebagai makelar motor yang penghasilannya tidak menentu.

Pada tanggal 21 Maret 2016 siang, Saifudin yang pulang ke rumah sudah tidak mendapati istrinya. Menurut penuturan tetangga, Sriyani pergi menggunakan sepeda angin. Saifudin lantas menuju ke parkiran Pasar Pacar Keling. Saifudin tahu jika istrinya yang bekerja di sebuah percetakan di dekat situ biasanya menitipkan sepedanya di situ. Dan memang benar, sepeda Sriyani ada di situ.

Saifudin yang curiga jika istrinya pasti sedang pergi bersama Karyanto segera pulang untuk mengambil pisau. Saifudin kemudian kembali ke tempat semula. Di situ dia terus menunggu hingga pukul 17.15. Benar juga firasat Saifusin. Dia melihat Sriyani dibonceng oleh Karyanto. Perempuan 39 tahun itu dengan mesra mendekap erat Karyanto.


Dari situlah darah di ubun-ubun Saifudin mendidih. Dia segera menghampiri Karyanto dan menusuk pinggangnya sebanyak dua kali. Setelah tertusuk, Karyanto kabur ke arah Jalan Ambengan. Luka tusuk yang terus mengeluarkan darah itu membuat Karyanto tak awas.

Dia kemudian terjatuh setelah menabrak becak. Namun Karyanto berdiri lagi dan melanjutkan perjalanannya. Namun kali ini Motor Yamaha Mio nopol L 6445 TJ yang dikendarainya menabrak pikap. Karyanto terjatuh lagi dan tewas.

"Korban tewas diduga karena kehabisan darah," lanjut Takdir.

Polisi sendiri berencana hendak membongkar makam Karyanto. Polisi akan melakukan otopsi. "Kami mungkin akan membongkar makam korban untuk melakukan otopsi," tandas Takdir.
(miss4d.blogspot.com).

Agen casino online | casino terpercaya | casino indonesia | game online | judi online | game casino online | game online terpercaya | agen judi togel | agen taruhan bola | agen poker 

0 komentar:

Posting Komentar