Togel

Agen togel INDONESIA.

Casino Online

Casino online indonesia.

Bandar Bola

Agen bola terpercaya di INDONESIA , bergabunglah bersama kami !!

POKER

Rasa kan sensasi bermain poker hanya di website kami.

Judi online

Agen Bole , Togel , poker dan Casino terpercaya !!

photo AB230x90gif_zps839436ce.gif

Minggu, 08 Januari 2017

Cerita sex Pacar Baru Memuaskan Nafsu Sexku

Cerita sex Pacar Baru Memuaskan Nafsu Sexku

Keenakan Habis ngesex

mengghadirkan Cerita Sex Dari seorang Mahasiswi yang melakukan hubungan sex dengan pacar barunya di rumah mewahnya yang ditinggalinya seorang diri. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Aku Raysa, aku seorang wanita yang berasal dari keluarga yang bisa dikatakan dari keluarga berkecukupan. Aku merasa beruntung sekali karena aku telah dikarunia wajah yang cantik dari sang pencipta. Maaf bukanya aku sok kecantikan, namun memang itu telah diakui oleh teman-temanku, keluargaku bahkan semua cowok yang telah mengenalku.
Ada juga teman kuliahku yang mengatakan bahwa aku mirip Cut tari, apalagi kalau aku sedang tersenyum, kata mereka aku sangat mirip. Padahal kalau menurutku darimana miripnya,hha. Namun yasudahlah memang itu penddapat mereka, yang pnting para temanku suka denganku. Selain itu aku juga tidak memilah-milah dalam hal berteman.
Aku berteman dengan semua orang, entah itu jelek, cakep, kaya atau-pun miskin, selama dia asik aku tidak sungkan untuk berteman dengan mereka. Aku selalu merawat tubuhku, dengan cara ngegym ataupun ke salon. 2 hal itu sudah menjadi rutinitasku, maka dari itu aku-pun tumbuh menjadi seorang gadis yang sehat, periang dan seksi.

http:http://pembesarpenisvimaxasli.com/
Nikmatnya 



Aku mempunyai kebiasaan memakai baju-baju ketat, dan semi transparan dirumah maupun dikampus, sehingga hal itu menambah terpancarnya keseksian dan kemulusan tubuhku dimata kaum lelaki. Fikirku, buwat apa punya tubuh sexy kalau tidak dipamerkan pada orang-orang khususnya para lelaki, namun walaupun aku seperti itu aku masih mngerti batas.
Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Umurku belum genap 20 tahun. Aku sebenarnya asli Jakarta, tapi aku lebih memilih untuk kuliah di Bandung. Biar jauh dari orangtua. Dari sejak SMU aku sudah bercita-cita ingin kuliah jauh dari orangtua. Soalnya malas juga tinggal serumah dengan orangtua, yang sedikit-sedikit melarang ini itu.
Di kota kembang, Ayah-ku membelikan aku sebuah rumah. Aku tinggal sendiri di sana bersama pembantuku dan anaknya yang masih kecil. Rumahku cukup besar dengan perabotan yang lengkap plus mobil Eropa seri terbaru, maklungentotah Ayah-ku adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Itu tidak seberapa baginya. Itu adalah hadiahku karena lulus UMPTN.
Sore itu aku baru pulang kuliah. Capek sekali rasanya setelah seharian berkutat dengan kuliah. Bayangkan saja aku kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non stop. Karenanya aku merasa badanku lelah dan ingin istirahat. Untung besok libur (hari sabtu), jadi aku bisa memanfaatkan waktuku untuk istirahat.
Aku mensandarkan tubuhku di sofa ruang tengah. Aku haus sekali, maka kuputuskan untuk memangil Bik Saroh agar membuatkan minum untukku. Upsssss… Ternyata aku lupa. Bik Saroh dan anaknya sedang pulang kampung tadi pagi. Maklum sejak aku tinggal di Bandung mereka belum pernah pulang, jadi kuijinkan mereka pulang kampung.
Malas benar aku mengangkat pantatku dari sofa. Tapi rasa hausku mengalahkanku, maka dengan malas aku mengambil air dingin di dapur untuk menghilangkan rasa hausku. Kemudian aku pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walau badanku capek sekali tapi aku tidak bisa memejamkan mata. Maka kuputuskan menyalakan komputerku mencoba mencari hiburan.
Baru saja kunyalakan komputer, handphone-ku berbunyi. Segera kuambil handphone-ku dari tas. Di screen tertuliskan Sayang, maka segera kuangkat, karena itu adalah dari Argha, pacarku,
“ Halo Sayang. Lagi ngapain?, ” terdengar suara di seberang sana.
“ Ada apa, sayang ? aku lagi sendiri nih di rumah. Gak lagi ngapa-ngapain, ” jawabku.
“ Malam ini ngedate yuk, sayang. Besok kan libur. Mau nggak kamu ?, ” ajaknya.
“ Aduh aku cape banget nih Sayang, aku lagi malas keluar. Mending kamj aja yang ke rumah. Lagian rumah sepi, Gak ada orang. Sekalian temanin aku, giman, Mau gak?, ” ucapku manja.
“ Ya udah tunggu aja. 30 menit lagi aku ke sana. Dah Sayang…!, ” Katanya.
“ Iya sayang… Da sayang see U…, ” ucapnya.

Klik Here For Play


Argha adalah cowok baruku. Orangnya ganteng da sangat perhatian terhadapku. Kami baru jadian sekitar 3 minggu yang lalu. Tapi dia sudah beberapa kali menikmati tubuhku. Yup… Aku memang cewe yang liberal. Aku menyerahkan keperawananku sama mantanku sewaktu SMA dulu. Jadi bagiku sex bukan hal yang terlalu tabu. Tapi aku masih tahu tata krama.
Aku gak sembarang tidur dengan cowo. Aku gak mau dicap cewek gampangan. Aku hanya mau ngentot sama orang yang benar-benar kucintai. Yah, Seperti Argha ini. Dia lumayan bisa memuaskanku. Hampir di setiap kesempatan kami selalu mereguk kenikmatan duniawi. Paling sering sih di kontrakannya, karena sepi.
Sedangkan di rumahku belum pernah karena ada pembantuku. Malah tak jarang, ketika kami sudah sama-sama pengen ngentot kami membooking hotel untuk menuntaskan nafsu kami. Mengingat-ingat kejadian itu libidoku perlahan-lahan naik. Maka segera kuganti bajuku. Aku ingin tampil sexy di depan Argha.
Segera kugunakan celana pendek putih semi transparan yang ketat. Saking ketatnya terasa CD-ku tercetak di sana. Pantatku yang bulat sekal terlihat indah menonjol. Kemudian kugunakan tanktop putih ketat juga. Aku bercermin, lumayan sexy juga, batinku. Buah dada-ku yang lumayan besar tercetak di bajuku.
Malah karena saking kecilnya bajuku itu, jika aku bergerak-gerak buah dada-ku juga terayun kesana kemari. Aku senang sekali melihatnya. Pasti Argha suka melihatnya. Aku tak sabar ingin cepat-cepat berjumpa dengannya. Beberapa saat kemudian kudengar suara klakson berbunyi. Itu pasti Argha. Aku, bercermin sebentar memastikan penampilanku lalu membuka pintu.
Benar saja, mobil Argha sudah ada di depan gerbang rumahku yang masih terkunci. Aku berlari-lari menuju gerbang untuk membuka pintu pagar rumahku, hal itu otomatis membuat buah dada-ku terayun kesana-kemari. Argha pasti melihatnya dengan jelas karena jarak yang tidak terlalu jauh. Buah dada-ku bergerak-gerak dengan bebasnya.
Setelah kubuka gerbang, perlahan-lahan mobilnya masuk ke garasiku. Segera kututup gerbang kembali dan aku menghampirinya yang baru keluar dari mobil,
“ Halo Sayang…, ” ucapnya.
Dipamerkannya senyum manisnya. Kacamata coklat yang dipakainya menambah kesan macho-nya,
“ Halo juga sayang, sini cepetan masuk Sayang, ” kataku mempersilakannya masuk ke rumah.
Dia mengikutiku dari belakang. Aku bisa pastikan matanya tidak akan lepas dari pantatku yang bergoyang kesana-kemari dengan indahnya. Kemudian aku menutup pintu rumah dan menguncinya.
Baru aku membalikkan tubuhku, Argha sudah berdiri di depanku dengan senyum indahnya,
“ Kamu sexy sekali hari ini, Sayang, ” katanya sambil mendekatkan bibirnya ke mulutku. Segera kusambut bibirnya dan kami melakukan french kiss.
“ Terima kasih, ” jawabku sambil kembali menciumnya, kali ini ciuman kami makin dahsyat.
Sambil menciumi bibirku, tangannya perlahan-lahan menjamah buah dada-ku. Aku semakin ganas membalasnya. Ketika tangannya mulai menyusup ke dalam tank topku, segera kuhentikan,
“ Sabar dulu dong, Sayang. Ga sabaran amat, ” ucapku sambil menjauhkan tubuhku darinya.
“ Mending duduk dulu, aku buatkan minum ya?, ” lanjutku lagi.
Aku sengaja menahan kenikmatan tadi, padahal sebenarnya aku juga sudah ingin sekali. Dia hanya mengangguk lalu pergi menuju sofa. Segera kubuatkan minum dan memberikanya kepadanya. Soft drink yang kusuguhkan langsung dihabiskannya. Kemudian matanya menatapku. Aku tahu maksudnya. Maka saat itu aku-pun aku pindah ke sebelahnya, lalu diciumnya bibirku.
Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati bibir lembutnya. Kemudian dia peluk aku dan tangannya mulai meremas-remas buah dada-ku. Aku mulai merem-melek sambil memutar badanku. Sekarang aku duduk di paha Argha berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu. Perlahan bibirnya turun ke pipiku lalu ke leherku.
Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya lagi. Hal itu membuatku seperti cacing kepanasan saking nikmatnya. Tangannya tidak tinggal diam. Diremas-remasnya buah dada-ku yang mulai mengeras. Tangannya sungguh lihai meremas-remas buah dada-ku sehingga membuatku makin menggelinjang.
Aku tak tahan hingga kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya lagi. Aku sudah tidak tahu kapan pertama kali aku semahir ini melakukan ciuman. Argha mulai menyusupkan tangannya ke balik tank topku dan mencari pegangannya, buah dada-ku. Gesekan tangannya langsung di permukaan kulit buah dada-ku hingga sungguh kenikmatannya tiada tara,
“ Eughhh… Sssss… Aghhh…, ” desahku.
Sejenak dihentikannya aktivitasnya karena menyadari sesuatu sambil bertanya,
“ kamu ga pakai bra ya, Sayang ?, ” aku hanya tersenyum lalu kembali melumat bibirnya.
Dia juga semakin ganas merespon ciumanku. Tangannya makin keras meremas-remas buah dada-ku. Memelintir dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kurasakan Torpedo-nya mulai menegang di bawah sana. Kemudian dia menghentikan remasan dan ciumannya, lalu mulai melepas tank topku. Aku membantunya melepaskan penutup buah dada-ku itu melewati kepala.
Maka segera buah dada-ku yang tanpa penutup apa-apa lagi terpampang di hadapannya. Buah dada-ku yang putih, bulat kencang dengan putting berwarna kemerah-merahan menjadi santapan matanya. Dia sangat kagum melihat buah dada-ku. Walaupun sudah sering melihat buah dada-ku, bahkan menjilat, melumat dan menggigitnya, dia tetap saja menelan ludah menikmati pemandangan ini,
“ Toket kami indah sekali, Sayang!’ ucapnya.
Kemudian didorongnya kepArghaya di antara kedua gunungku, lalu lidahnya bergerak di sana. Aku meringis dan mendesis menikmati momen tersebut. Kemudian dia mulai mencium buah dada-ku yang kanan, dilumatnya dengan penuh nafsu. Beberapa detik kemudian aku menjerit pelan karena aku merasakan gigitan pada putting kananku.
Saat itu kulihat dia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi puttingku itu sehingga meninggalkan jejak di sekitarnya,
“ Hhmm… indah sekali dadamu ini Sayang, ” pujinya lagi sambil tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan leherku dan berakhir di dada kiriku.
Diremasnya dada kiriku yang sudah tegak berdiri tersebut. Remasan dan jilatannya silih berganti antara dada yang kanan dan yang kiri, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Aku sampai melayang-layang dibuatnya. Puas meremas buah dada-ku yang kiri, tangannya yang kanan mulai menurun hingga mencengkeram pantatku yang bulat dan padat.
Saat itu aku hanya bisa mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya mencoba mengimbangi desakan birahi ini. Untung rumahku sepi, kalau tidak mana mungkin aku bisa bercinta di sofa seperti ini. Setelah puas menggerayangi buah dada-ku, dia pun melepaskanku. Segera dibukanya bajunya, lalu dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya.
So, saat itu Torpedo-nya yang dari tadi sudah sesak dalam celana dalamnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Kemudian dia duduk di sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya menatap mataku dengan penuh harap. Aku mengerti maksudnya. Dia ingin dioral tentunya. Sebenarnya aku kurang mahir melakukan oral sex, aku masih butuh belajar.
Namun nafsu ingin saling memuaskan membuatku melakukannya. Maka perlahan-lahan aku duduk di lantai menghadap Torpedo-nya. Batang kejantanan Argha yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Nampaknya dia menikmati kocokanku. Tanganku yang halus naik turun di batangnya.
Nampaknya dia sangat menikmati kocokanku di Torpedo-nya. Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat. Aku menikmati ekspresinya yang keenakan itu,
“ Oughhh… Ssssshhh… Enak sekali, Achhhh…. Oughhh…., ” racaunya.
“ Masukkan dong Sayang, ke mulutmu, ” ucapnya meminta padaku.
Tanpa diminta 2 kali aku menuruti kemauan orang yang kusayangi itu. Perlahan namun pasti, Torpedo-nya kuarahkan ke rongga mulutku. Torpedo itu kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan.
Argha pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tapi aku akan membuatnya lebih keenakan. Lalu kubuka mulutku lebih lebar untuk memasukkan Torpedo itu semuanya ke mulutku. Hhmm… hampir sedikit lagi masuk seluruhnya, tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku.
Dalam mulutku, Torpedo itu kukulum dan kuhisap.
Aku gerakkan lidahku memutar mengitari kepala Torpedo-nya. Hanya itu yang kulakukan tapi tampaknya dia sudah blingsatan. Padahal harus kuakui bahwa oral sexku belum apa-apa dibandingkan cerita teman-teman cewekku yang pernah melakukannya. Bahkan masih kalah jauh daripada porno yang pernah kutonton.
Tapi aku tetap melanjutkannya. Toh Argha masih keenakan. Memang sih, Argha mengaku baru ngentot pertama kali denganku. Jadi dia belum bisa membandingkannya dengan yang lain. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya saat menikmati seponganku. Dia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang bercucuran keringat dengan sapu tangan.
Argha nampaknya tidak mau cepat-cepat keluar, maka ditariknya kepalaku. Aku berdiri tegak di hadapannya yang masih bersandar di sofa. Segera kulepaskan celana pendek beserta CD-ku sekalian. Matanya nanar melihat ketelanjanganku. Aku seperti manusia yang baru lahir, polos. Kini aku sudah telanjang bulat di hadapannya.
Aku lalu naik ke pangkuannya. Dengan senyum nakal aku meremas-remas dadanya yang bidang. Lalu kubenamkan kembali wajahnya ke buah dada-ku hingga dia pun mulai menyusu di situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu dikulum dan dihisap kuat-kuat.
Tangannya di bawah sana juga tidak bisa diam, tangannya meremas-remas pantat dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku itu.
Berbeda dengan pahaku yang dielusnya dengan lembut, pantatku justru diremasnya dengan keras. GumpArgha daging pinggulku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku hanya mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik putting susuku. Hal itu semakin membuatku merintih. Malah kini tangannya yang bercokol di pahaku mulai merambat semakin jauh.
Aku tak kuasa untuk tidak merintih dan mendesah. Bongkahan pantatku diremas, buah dada-ku dilumat. Sekarang tangannya yang kanan menggerayangi Memek-ku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Oughhh nikmatnya, batinku. Sebagai respons aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga keringatku menetes-netes.
Bibirnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku. Saat itu dia juga mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya cukup kuat sampai meninggalkan bercak merah. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku lagi dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu,
“ Sayang, sekarang yah !!!, ” pintaku memelas.

Klik ajah klo mau lihat 


Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan birahiku. Maka kuangkat pantatku sebentar dan mengarahkan Memek-ku ke Torpedo-nya. Dia memegang Torpedo-nya siap menerima Memek-ku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang Memek-ku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalam.
Aku tak kuasa untuk tidak menjerit kala batang Argha membelah bibir Memek-ku. Sama sepertiku, dia juga mendesah menyebut namaku saat Torpedo-nya amblas ditelan Memek-ku,
“ Oughhh…, ” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu pacarku.
Kurasakan liangku agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. Kemudian, secara perlahan-lahan aku menaikturunkan tubuhku di atas Torpedo-nya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan.
Kugoyang-goyangkan Memek-ku di atas batangnya sambil sesekali membuat gerakan memutar.
Memek-ku seperti diaduk-aduk. Aku sangat menikmati posisi ini, karena aku bisa kontrol permainan. Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batang Argha. Argha juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Terlihat dari matanya menatap wajahku yang kemerahan karena nikmat,
“ Ssss… Acchhh… Acchhh…, ” desahku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.
Buah dada-ku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah di hadapannya. Argha juga mulai membantu menyodok-nyodok Torpedo-nya, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan sensasi kenikmatan dunia. Hal itu membuat buah dada-ku semakin membusung ke arahnya.
Kesempatan ini tidak disia-siakannya, dia langsung melumat buah dada-ku yang kiri dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. Dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Argha semakin menyerangku dengan meremas-remas buah dada-ku yang kanan serta memilin-milin putting-nya.
Argha sungguh pintar menyerang titik sensitifku. Sepuluh menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya semakin lama semakin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi buah dada-ku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku.
Sungguh kenikmatan yang sangat indah. Tangannya yang tadi lembut menggerayangi paha dan pantatku, sekarang cenderung kasar. Aku sudah sangat kecapaian dengan posisi tersebut sehinga goyanganku semakin lama semakin tidak bertenaga. Malah kini dia yang aktif menyodok-nyodok kejantanannya.
Menyadari hal tersebut, Argha minta ganti posisi. Ditariknya Torpedo-nya dari rongga kemaluanku. Ada perasaan kesal, tapi itu tidak berlangsung lama. Tubuhku dibalikkan telungkup di atas sofa. Lalu kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, hingga otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya.
Buah dada-ku yang dari tadi menjadi bulan-bulanannya menekan sofa karena aku telungkup. Argha sibuk memegang erat-erat kedua pahaku,
“ Siap-siap ya Sayang… !!!, ” ucapnya.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala menunggu kenikmatan selanjutnya dengan posisi doggy style. Argha pernah bercerita bahwa posisi ini sangat disukainya, karena dia yang mengambil kendali dan bebas meremas-remas semua bagian tubuhku, bahkan anusku. Sebelum menusuk Memek-ku, dia terlebih dahulu mencium punggungku.
Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar menunggu Torpedo-nya menembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatArgha birahiku semakin tak terhingga, hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan,
“ Argha… Buruan…!, ” rengekku sudah tidak tahan lagi. Argha mematuhiku. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan Torpedo-nya ke Memek-ku.
“ Oughhh… Eughhhh… “ desisku saat Torpedo yang keras itu membelah bibir kewanitaan-ku.
Torpedo-nya dengan perlahan dan lembut mengaduk-aduk Memek-ku. Kontan aku menjerit-jerit keras. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, buah dada-ku serasa tertekan dan bergesekan dengan sofa. Hal itu justru menimbulkan kenikmatan tersendiri.
Apalagi sofaku terbuat dari kulit sehingga gesekan di buah dada-ku terasa sedikit kasar namun nikmat,
“ Achhhh…. Eughhhh… Achhhh…. Aow…, ” aku cuma bisa mendesah setiap kali dia menyodokkan Torpedo-nya ke Memek-ku.
Argha menggenjotku semakin cepat. Memek-ku dihunjam Torpedo-nya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi semakin cepat memijati miliknya. Dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruang tengahku. Mulutku megap-megap dan mataku terpejam. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur selangkah sehingga buah dada-ku yang tadinya menempel di sofa kini menggantung bebas.
Kemudian dilanjutkanya kocokannya. Buah dada-ku terayun ayun ke depan dan ke belakang. Terkadang buah dada-ku menyentuh sandaran bawah sofa sehingga menimbulkan rasa sakit. Tapi rasa sakit tersebut tertutupi kenikmatan yang menjalar ke seluruh aliran darahku. Sambil berpacu dalam gaya doggy style ini, tangannya kini tidak tinggal diam.
Dia mulai menggerayangi buah dada-ku yang semakin ranum karena aku menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Aku merem-melek menikmati tangannya bergerilya dari buah dada-ku yang kanan ke buah dada-ku yang kiri. Aku menjerit kegelian saat dia mengocok Memek-ku dengan cepat dan keras, tapi dia meremas buah dada-ku dengan lembut sekali dan sesekali memelintir-melintir putting-nya.
Tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di liang kewanitaanku serta remasanremasan di buah dada-ku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa lagi menahan Klimaksku.
Mengetahui bahwa aku akan segera keluar, dia semakin bergairah. Tubuhku ditekan-tekannya sehingga Torpedo-nya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremas buah dada-ku,
“ Oughhh… Sssshh… Achhhh…, ” jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku.
Kugenggam erat karpet ruang tamu merasakan detik-detik Klimaksku. Aku menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku. Tapi itu belum berakhir, karena Argha masih terus mengocokku sehingga Klimaksku semakin panjang.
Argha juga nampaknya akan segera Klimaks. Hal itu tampak dari gayanya yang khas jika akan Klimaks,
“ Aku mau keluar, aku mau keluar…, ” Argha membisikkannya sambil ngos-ngosan dan masih terus mengocokku.
“ Jangan di… Jangan di dalam. Achhhh…. Achhhh…. Oughhh…. Aku… Aku lagi… Subur sayang, ” ucapku karena aku taku Arhga mengeluarkan spermanya didalam liang senggamaku.
Aku cuma bisa berbicara begitu, setidaknya aku bermaksud berbicara begitu karena aku tidak tahu apakah suaraku keluar atau tidak, pokoknya aku sudah berusaha, itu juga sudah aku paksa-paksakan. Aku tidak tahu apakah dia mengerti apa yang aku bicarakan, tapi yang jelas dia masih terus mengocokku.
Beberapa detik kemudian, dia mencabut Torpedo-nya, kakiku langsung ambruk ke lantai. Argha yang menyodokku dari belakang akhirnya klimaks. Dia mengeluarkan Torpedo-nya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantatku. Air maninya membasahi tubuhku bagian belakang. Tidak terlalu banyak spermanya, tapi sangat lengket kurasakan di tubuhku. Kemudian dia ambruk menindihku.
Kurasakan Torpedo-nya yang menindih pantatku mulai mengecil,
“ Terimakasih, Sayang, ” ucapnya sambil mengecup leherku. Aku hanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan barusan.
Akhirnya malam itu Argha menginap di rumahku. Sudah bisa ditebak kami akan mereguk kenikmatan sepanjang malam sampai besok paginya karena libur. Sesudah percintaan di ruang tamu tadi, Argha menikmati tubuhku lagi di kamar mandi. Aku yang sedang mandi dikejutkan akan kehadirannya di depan pintu.
Walau masih lemas, aku terpaksa meladeninya. Aku hanya diam di lantai kamar mandi sedangkan dia yang aktif menyodokku. Malah yang seru adalah ketika sehabis makan malam di luar. Kami kembali ke rumah dan langsung ke kamarku. Aku yang sudah bersiap-siap tidur diajaknya menonton porno di komputerku.
Adegan-adegan porno pada monitor komputerku membuat libidoku menggebu-gebu. Saat itu aku mencoba memancing birahi sex Argha, tapi dia menolak untuk menyetubuhiku. Aku bingung dibuatnya, tidak biasanya dia menolak seperti itu. Selama ini justru aku yang sering menolak bersenggama dengannya. Saat itu, katanya dia mau bersetubuh tetapi ada syaratnya.
Dia memintaku untuk menari-nari seperti penari telanjang. Aku sih OK saja, berhubung dia adalah pacarku dan nafsuku ingin segera dituntaskan, maka aku menuruti kemauannya. Bagaikan seorang penari striptis club malam, aku-pun ber-action di hadapannya, saat itu Argha bernafsu sekali padaku karena menikmati aku yang striptis dihadapanya dengan liarnya.
Setelah aku melakukan persyaratanya itu, barulah Argha mulai menjamahku dan tanpa basi-basi lagi langsung membenamkan Torpedo-nya ke liang senggamaku yang sudah sangat becek itu. Pada akhirma malam itu-pun kami bersetubuh dengan penuh nafsu liar dan hot. Sungguh kenikmatan yang kuharapkan akhirnya terpuaskan juga oleh Argha. Aku benar-benar puas malam itu. Setelah puas melakukan hubungan sex dengan liarnya kami-pun terkapar lemas dan tertidur pulas dengan posisi telanjang dan berpelukan. Selesai.

Klik untuk mendaftar


oke sekian cerita mesumnya untuk para pembacaku yang mesum pada hahahahahahaha







Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex

Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex
Hey para pembaca sebut saja namaku Rendy, usiaku 22 tahun dan statusku kinin sebagai mahasiswa, aku adalah anak kedua dari di keluargaku. Anak pertama dari keluargaku adalah kakak wanitaku yang bernama Anis. Kak Anis ini berusia 2 tahun diatasku, dia baru saja menyandang gelar sarjana hukumnyadibulan ini. Kak Anis ini mempunyai postur tubuh bohay sekali, selain bohay kulitnya juga putih mulus, payudara montok dan pantat yan semok.
Kak Anis mempunyai tinggi berat bdan 59 kg dan tinggi badan 169 cm, tentu para pembaca bisa membaangkanya dengan gambaran kakak kandungku yang bohay dan tinggi itu. Banyak teman-teman coewok kakaku yang yang suka pada kakaku, dan juur saja aku sendiri saja suka sama kakak kandungku, entah ini salah atau benar, hhe. Entah aku ini bisa dibilang hypersex atau tidak, karena aku mempunyai kebiasaan onani hampir setiap hari.
Bahkan aku Onani bisa 3 kali sehari dengan menghayalkan Kak Anis. Pada keseharianku aku sering sekali secara diam-diam aku pergi kekamar Kak Anis untuk mengintipnya ketika dia tidur. Sampai pada suatu siang, aku melihat Kak Anis sedang berbaring di kursi pada ruang tamu dengan memakai rok mini dan baju ketat kesukaanya. Saat itu secara diam-diam aku perhatikan dia, ternyata siang itu dia sedang tidur.

http:http://pembesarpenisvimaxasli.com/

Karena dia tertidur aku-pun bisa melihat tubuhnya yang sintal itu dengan puasnya, dan saat itu mataku tertuju pada pahanya yang putih mulus. Melihat pahanya itu secara spontan birahikupun mengebu-gebu. Entah apa yang aku pikirkan saat iru, keudian aku-pun mendekatinya, lalau jongkok dibawahnya dan meraba paha mulusnya yang putih itu. Dengan berhati-hati aku mengangkat roknya keatas dan terihatlah celana dalamnya yang menutupi area kewanitaanya.
Melihat itu, nafsuku semakin menjadi-jadi saja. Ketika aku menyingkapkan rok mininya, Kak Anis masih saja tertitidur pulas, kini aku-pun memberanikan diri untuk menurunkan celana dalam-nya dengan extra hati-hati sampai atas lututnya. Setelah kupastikan aman, kemudian aku-pun mulai meraba kewanitaan-nya yang terlihat mengunduk dan mulai kuraba secara prlahan agar Kak Anis tidak terbangun.
Saat itu jantungku berdetak kencak, dan nafasku semakin cepat tidak beraturan karena menahan birahiku yang semakin menjadi-jadi saja. Sungguh kewanitaan Kak Anis sanagt indah dan menggemaskan. Kini mulailah aku menyelipkan jariku pada belahan kewanitaan Kak Anis yang sudah mulai basah itu. Aku tidak menyangka Kak Anis masih saja tertidur lelap dengan semua perlakuanku kepadanya, entah dia menikmatinya atau dia memang benar masih tertidur,hha.
Tapi bodo amatlah yang penting dia masih tertidur, haha… ini aku-pun semakin berani, mulailah aku memberanikan diri dengan menjilati kewanitaanya, dantidak kusangka sampai saat ini Kak Anis masih saja tetap tertidur pulas. Sungguh beruntung sekali aku, saat itu aku menjilati kewanitaan-nya sampai kewaitaanya becek dengan lendir kawinya. Hal itu membuatku semakin bernafsu saja.
Kini mulailah aku mengesek-gesekkan kejantananku diantara kedua paha mulusnya, Oughhh… sungguh nikmat sekali para pembaca. Bisa kalian bayangkan para pembaca bagaimana nikmatnya aku saat itu. Sungguh saat itu aku merasakan rasa nikmat yang luar biasa, terasa geli-geli nikmat gimana gitu, Oughhh… Mantap. Setelah ebebrapa menit aku menggesek-gesekan kejantanan-ku, kurasakan kejantananku berdeyut-denyut dan,
“ Aghhhhhhhh… Crutttttttttt… Crutttt… Crutttt… ”,

Agen Vimax Canada


Keluarlah lahar panasku dari kejantanku, di paha Kak anis, sungguh nikmat sekali guest. Setelah sejenak aku menikmati sisa-sisa kenikmatanku, kemudian aku-pun bergegas membersihkan paha Kak Anis dan segera kupakaikan kembali celana dalam Kak Anis dengan perlahan agar dia tetap terjaga dalam tidurnya. Setelah itu aku-pun kembali kekamar, di dalam kamar aku terus membayangkan hal itu, jujur saja hal ini adalah pengalaman pertamaku dengan seorang wanita.
Singkat cerita pada dini hari pukul 2 pagi, aku secara diam-diam masuk kekamar Kak Anis dan bermaksud ingin mengulang hal yang seperti siang tadi. Saat itu aku melihat Kak Anis tertidur menggunakan piama terusan yang sexy. Mulaialah aku mendekati dan aku buka pelan-pelan piama Kak Anis. So wow man, ternyata Kak Anis saat itu tidak memakai celana dalam dan Bh. Saat itu terlihatlah payudara yang kira-kira ukuran bh-nya 34B, sungguh menakjubkan.
Mulailah kini aku meremas dan menjilati putting-nya yang berwarna kemerah mudaan itu.
Keriak aku menjilatinya, aku sempat medengar Kak Anis mendesah dengan matanya yang masih terpejam, setelah itu aku-pun melanjutkan aktifitasku kearah kewanitaan-nya. Kini mulailah aku menjilati clitoris-nya sampai puas. Setelah beberapa menit kurasakan kewanitaaan Kak Anis berkedut-kedut, dan,
“ Syurrrrrrrrr… Syur ”,
Dijepilatlah kepalaku dengan kedua pahanya dan kurasakan lidahku dialiri cairan hangat, yang ternyata itu adalah lendir kawin Kak Anis. Sejenaka aku hentikan jilatanku, sambil kuperhatikan paha Kak Anis yang merapat seperti sedang menahan pipis. Kuperhatikan matanya yang terpejam tetapi nafasnya cepat. Kini aku-pun membuka lebar paha-nya dan kugesekkan kejantananku dibibir kewanitaan-nya.
Beberapa menit kulakuakan itu pada akhirnya, aku menyemburkan kembali lahar panasku diatas perutnya, oughh… sungguh nikmat. Sebenarnya aku pengen merasakan gesekan dan cengkeraman otot kewanitaan-nya,tetapi aku takut dia bangun.Lagi pula dia kakak kandungku sendiri. Kubersihkan bekas air mani-ku dan kupakaikan kembali piama-nya,lalu aku pergi tidur.
Keesokan harinya, aku tidak mencobanya lagi karena aku takut jika Kak Anis mengetahu kelakuanku padanya, So, aku cuma onani sambil berfantasi saja. Sampai suatu malam,hujan turun sangat lebat sekali. Aku tidak ada kegiatan, jadi aku berencana nonton bf dikamarku.Lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba pintu kamarku diketuk.Aku langsung mematikan tv dan membuka pintu.Tapi tidak ada orang, melainkan secarik kertas.Kuambil dan kututup pintu kamarku.
Disitu tertulis ( aku tahu apa yang kamu lakukan padaku saat itu, kalau berni coba lagi) . Aku terkejut membacanya, mungkinkah Kak Anis tahu ? pikirku. Tapi kenapa dia menyuruh untuk melakukan lagi, tapi yasudahlah yang penting Kak Anis nggak marah dan dia suka. Dengan semangat campur nafsu setelah aku menonton video porno, aku mencoba pergi kekamar Kak Anis lagi, saat itu aku melihat matanya terpejam dan tubuhnya tertutup selimut.
Kemudian aku mendekati dan kutarik selimutnya, wow… ternyata Kak Anis kini nggak pakai baju alias telanjang bulat. Ketika aku sedang memandangi putting-nya yang merah, tiba-iba dia bangun dan memelukku, saat itu aku terkejut sekali dan aku spontan langsung berdiri,
“ Kenapa, kamu menghindar ?? kamu takut ??? kemarin kok berani, ayo kemari nikmati tubuh Kakak lagi”, ujarnya.
Dengan rasa sedikit ragu aku-pun menjawab,
“ Yang bener nih Kak ”, jawaku agak ragu.
Walau saat itu akau agak ragu, tapi yasudahlah aku terlanjur ketahuan. Saat itu aku langsung membuka bajuku dan langsung menerkamnya dan melumat bibirnya dan kuremas-remas payudara-nya tak lupa aku hisap putting-nya,
“ Sssss… Oughhh… Enak Ren, terus… Ssssss… Aghhhhh… ”, desahnya.
Kira-kira setelah 5 menit, aku-pun mulai menjamah payudara-nya dan aku mulai menuju kewanitaan Kak Anis. Aku menelusuri tubuh Kak Anis, kulitnya yang putih mulus dan kencang aku belai mulai payusara nya, terus ke perut nya yang rata, pusar nya. Aku cium pusarnya dan terus ke bawah munuju selangkangan Kakak luilu. harum aku cium tubuh Kak Anis. Sementara tangan Kak Anis mulai membalai kejantanan-ku yang sudah tegang dari tadi.
“ Oughhh…. nikmatnya…” ucapku.
Desahku ketika jari tangan Kak Anis yang lentik dan lembut menggenggam kejantananku yang berdenyut. tanganku mulai meremas kewanitaan Kak Anis yang makin basah. dengan bulu kewanitaan yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, aku bisa melihat belahan kewanitaan Kak Anis yang indah. Aku remas lembut dan aku belai kewanitaan Kak Anis,
“ Oughhh… Ris… Ssss… Aghhh… ”, desah Kak Anis.
Aku dekatkan lagi muka ku dengan selangkangan Kak Anis untuk ketuga kalinya, namun kali ini aku tak takut dan waswas seperti sebelumnya. makin dekat kewanitaan Kak Anis dengan wajah ku hingga aroma kewanitaan Kak Anis yang menarangsang makin terasa. Aku kecup lembut kewanitaan Kak Anis, dan Kak Anis langsung mendesah dan mengerang kerika bibir ku bersentuhan dengan permukaan kewanitaan Kak Anis,
“ Aghhh…. Rendy… nikmat… Oughhh… ”, erang nikmat Kak Anis lagi.
Aku yang makin bennafsu langsung mencium dengan buas kewanitaan Kak Anis, Aku jilat dan hisap kewanitaan nya, aku jilati cairan yang membasahi permukaan kewanitaan Kak Anis, aku terus menjilat kewanitaan-nya,
“ Oughhhh…. Sssss… enak…. terus… Agh… Agh… ”, erangnya.
Saat itu aku menjilati terus sampai kurasakan kewanitaan-nya menyemburkan cairan hangat dan berdenyut,
“ Ssssss… Aghhhhhhhh… ”, terdengar erangan Kak Anis tanda dia orgasme.
Aku meremas-remas payudara-nya agar nafsunya bangkit lagi. Kujilati sambil tanganku menggosok kewanitaan-nya yang basah,
“ Ayo Ren, kontol kamu masukin… Aghhh… ”, ucapnya.
Saat itu seperti yang sering kulihat di film porno, kubuka lebar selangkangannya dan kutusukkan kejantananku keliang surganya.sulit sekali, pelan-pelan dan blessss amblas kejantananku terbenam dalam kewanitaan-nya,
“ Oughhhhhh… Aghhhhhhhh…”, erangku nimatku.
Saat itu sementara tubuh Kak Anis sedikit tersentak saat kejantanan-ku masukke dalam liang surgaanya itu,
“ Eughhhhhhh…….. ”, erang Kak Anis sambil menggigit bibirnya tanda Kak Anis menikmati tusukan pertama kejantananku ke dalam kewanitaan-nya.
Rasanya kejantananku seperti dijepit kuat sekali. mulailah aku memompa maju mundur Kak Anis yang sudah tidak perawan lagi, aku tidak tahu siapa yang sudah merenggut keperwanan-nya. Saat itu aku melihat Kak Anis mulai menikmatinya, kini sodokanku makin cepat,
“ Oughhh… Sssshhh…. Ayo Ren… lagi Ren… terus…. Aghhh…. ”, desah nimkatnya makin menjadi-jadi.
Dengan satu tangan menopang tubuh ku, sambil menggoyang pantaku naik turun, tanganku meremas payudara Kak Anis yang lembut kenyal namun kencang. tak hentinya Kak Anis mendesah dan mengerang saat sodokan demi sodokan kejantananku menembus kewanitaan Kak Anis. Suara kocokan kejantananku di kewanitaan Kak Anis menambah suara yang ada di ruangan itu.
Kak Anis memejam kan matanya, tanggannya ia naikan ke atas dan memegangin bantal dan meramasnya. tanda Kak Anis sangat menikmati pemainan ini dengan aku. dengan posisi itu aku dapat melihat tubuh Kak Anis yang indah ramping, seperti sebuah gitar dengan lekuk yang mulus. payudara-nya bergerak dan bergoyang seirama dengan sodokan kejantananku di laing ternikmat yang pernah aku rasakan.
Aku tak tahan hanya meremas payudara nya, sambil terus menggoyang pantat ku aku cium dan lumat lagi payudara Kak Anis dan aku gigit kceil putting nya,
“Aghhh… Ris…. Oughhh……. ”, desahnya agak keras.
Saat itu aku mencium bibirnya yang merah hingga,
“ Kak… Oughhh… aku mau keluar Kak… “ ujarku.
“ Jangan keluarin dulu Ren, tahan dulu yah kitakeluarin sama-sama, dan kamu keluari didalam aja Ren… Aghhhhh… ”, ujarnya lagi.
Saat itu aku berusah menahannya, dan kira selang 2 menit pada akhirnya,
“ Crutttttttttttt… Syurrr… Cruttt… Cruttt… Syurrr… Syurrr… ”,
Pada akhirnya kami-pun mendapatkan orgasme bersamaan, air maniku dan lendir kawin Kak anis berncampur menjadi satu pada liang senggama Kak Anis. Kurasakan kejantananku berdenyut-denyut dan nikmat yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasakan kenikmatannya itu sampai pada ubun-ubunku. Saat itu aku menanamkan kejntananku dalam-dalam di kewanitaan Kak Anis, sedangkan kaki Kak Anis menghimpit kuat pinggangku.
Sementara kurasakan kejantananku terbasahi lendir kawin Kak Anis, saat itu aku melihat Kak Anis mengejang menahan kenikmatan orgasmenya. Kejantananku kubiarkan tertanam dalam sebari menikmati otot kewanitaan-nya yang berkontraksi meremas-remas kejantananku. Setelah selesai menikmati, kemudian aku mencabut kejantananku dan aku berbaring disamping Kak Anis sembari meremas-remas payudara-nya,
“ Makasih ya Kak udah puasin aku ”, ucapku.
“ Iya Ren, permainan sex kamu juga nikmat kok ”, ujarnya sambil tersenyum puas.
Setelah percakapan itu, aku-pun tidak amu membuang-buang waktu yang nikmat ini. Kini aku melumat lagi bibir Kak Anis, dan bibir kami-pun kembali berciuman dengan lembut layaknya seperti sepasang kekasih. Setelah kami berciuman, kali aku ini diminta kak anis untuk berbaring terlentang, sementara Kak Anis memulai lagi perainan sex kami dengan berawal dari sebuah ciuman pada bibirku. Aku senidri saat itu tidak diam saja, tangan-pun mulai meremas kedua payudara-nya.
Setelah klimaks pertamaku, kejantananku yang tadinya sudah agak mendor mulai kii-pun mengeras kembali.
Tangan Kak Anis kemudian mengocok kejantanan-ku,
“ Eughhh… Sssss… Aghhh… ”, desahku merasakan nikmatnya kocokan Kak Anis.
Melihat kejantananku yang ereksi lagi, Kak Anis nampaknya sudah tidak tahan lagi dan dia langsung saja memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Dia mengatur posisinya lalu samapai posisinya dia kira pas, lalu tanggannya membimbing kejantananku pada liang senggamanya. Aku rasakan kewanitaan Kak Anis masih basah, dan ketika tepat kepala kejantananku berada di bibir kewaniataan-nya Kak Anis mengangkat tubuhnya dan perlahan memasukan kejantananku.
Karena kewanitaanya sudah licin, jadi kejantananku masuk dengan lancar ke dalam kewanitaan Kak Anis dan,
“ Blessssssssssssss… ”,
Saat kejantananku sudah masuk, aku-pun terpejam dan mendesah di iringi jepitan kewanitaan yan licin dan hangat itu menelan kejantanan-ku. Kak Anis yang sudah naik nafsunya langsung bergerak naik turun hingga mengocok kejantananku. sebenarnya aku kurang merasa kenikmatan seprti tadi dengan posisi sekarang, namum melihat gerakan dan goyangan Kak Anis yang bersemangat, menunjukan Kak Anis sangat menikmati posisi kali ini,
“ Eummmm… Sssssss… Aghhhhhhhh…. ”, desah Kak Anis.
Saat itu aku biarkan Kak Anis yang menguasai permainan kali ini, dan memang Kak Anis sangat menyukai posisi di atas ini, terbukti dengan goyangan pinggul Kak Anis yang makin liar hingga aku yang tadi agak pasif kembali mulai bergerak. Aku remas kedua payudara Kak Anis yang bergerak naik turun, kenyal dan lembut. Aku belai pinggangnnya dan aku raba punggung mulus Kak Anis yang kemudian aku tarik hingga kami berciuman kembali.
Kak Anis membungkuk tapi pinggulnya terus pergreak liar, naik turun, berputar hingga kejantananku yag ada dalam kewanitaan-nya semakin terasa terjepit, namum sangat nikmat, aku mulai dengan pelan mengocok naik turun namun aku yag pertama kali merasakan gaya tersebut agak kaku yang membuat Kak Anis tersenyum di antara erangan dan desahan nya. Aku cium payudara-nya, aku remas, aku hisap putting-nya dengan gemas.
Saat itu Kak Anis-pun merasa akan orgasme dengan goyangan pinggul yang makin cepat dang gerakan naik turun pantatnya yang bahenol juga erangan, dan desahannya. aku yang makin nafsu juga semakin aktif bergerak, tidak hanya ppinggul, namun tangan ku meremas payudara Kak Anis,
“ Oughhh… Sssss… Aghhh… Eumm… Ren… Kakak mau keluar… Aghhhhh… ”, desahnya.
Pada akhirnya tubuh Kak Anis-pun mengejang dan aku rasakan cairan hangat lagi di kejantananku yang masih ada di dalam kewanitaan Kak Anis,
“ Aghhh… Syurrrrrrrrrrr…. ”, desahnya panjangnya di iringi klimaksnya.
Setelah itu kemudian tubuh Kak Anis terkulai lemas dan memposisikan tubuhnya rebahan di atas tubuhku hingga payudara Kak Anis menempel di dadaku. Aku biarkan beberapa saat dan aku juga menikmati remasan dari otot kewanitaan Kak Anis yang berkontraksi meremas dan menjepit batang kejantananku. Aku yang tidak mau kehilangan momen itu langsung membalikan dan memutar tubuh kali hingga kembali Kak Anis di bawah.
Setelah aku berada diatas Kak Anis masih dengan kejantananku di kewaintaan Kak Anis, tanpa buang waktu aku-pun mengenjot kembali kejantananku maju mundur dengan sekuat tenaga. Selang 10 menit kurasakan kejantananku nampaknya akan menyemburkan lahar panasnya lagi dan,
“ Oughhh… Kak, aku mau keluar Kak ”, ucapku.
Dan kemudian,
“ Cruttttt… Cruttt… Cruttt… ”,
tersembulah air mani-ku aku di dalam rahim Kak Anis dan aku-pun terkulai lemas di atas tubuh kakakku yang indah dan sintal itu. Setalah selesai aku rasakan kenikmatan itu, aku berbaring lagi di sebalahnya sembari mencium bibir Kak Anis dengan ciuman kecil,
“ Kamu hebat ngesex-nya ya Ren, makasih ya adiku sayang… ”, ucap Kak Anis sambil tersenyum.
“ Hehehe… Iya kak, Rendi juga makasih ya kak… Emuuuach… ”, ucapku sambil mencium bibir Kak Anis.
Saat itu kamipun kehabisan tenaga, pada malam itu kamipun pada akhirnya tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan. Semenjak skandal kami itu, dirumah kami sering melakukan hubungan sex kapan saja ketika suasana aman. Sungguh hal yang menyenangkankan bisa bersetubuh dengan kakak kandung yang se bohay dan seliar itu. Hubungan kamipun terus berlanjut sampai saat ini, entah sampai kapan hubungan kami ini berakhir, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Selesai.


klik disini untuk melihat















Cerita Sex Ketahuan Onani Sama Tante Hilda

VIMAX ASLI http:http://pembesarpenisvimaxasli.com/



MISS4D - menghadirkan cerita sex dari seorang karyawan yang bernama Andro yang ketika itu sedang menonton Film porno di pergoki oleh tetangga apartemen-nya yang benrnama Tante Hilda, dari hal itu tidak disangka Andro bisa menikmati tubuh sintal dan mulus Tante Hilda. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


Butuhsex.com Cerita Sex Ketahuan Onani Sama Tante Hilda
























Panggil saja namaku Andro, aku adalah seorang pria lajang berumur 25 tahun yang berkerja di salah satu perusahaan asing di daerah kuningan, Jakarta. Sebagai Pria lajang, dulunya aku tinggal bersama orang tuaku di perumahan komplek militer. Namun karena aku adalah seorang Pria yang sudah dewasa, maka aku-pun memutuskan untuk mandiri.
Sungguh memang sudah rejekiku, ketika aku memang bermaksud untuk tinggal sendiri kebetulan saudaraku menawarkan aku untuk menghuni apartemen miliknya, karena dia akan dibawa untuk tinggal bersama suaminya ke Malang, jawa timur. Pada hari pertama aku akan tinggal di apartemen saudaraku itu, maka aku harus lapor kepada Pengurus Apartemen.
Setelah melapor aku dimintai untuk ikut menjaga adik perempuan ketua pengurus apartemen yang kebetulan adiknya tinggal di sebelah kamar apartemen saudaraku, adik perempuan ketua pengurus apartemen itu ternyta bernama Tante Hilda. Singkat cerita Hari kedua aku-pun sebagai penghuni baru mulai mencoba berkenalan dengan Tante Hilda.
Dan ternyata setelah berkenalan ternyata beliau tidak terlalu tua, dan jika aku perkirakarakan usianya sekitar 35 tahunan. Tante Hilda ini tipe wanita yang ramah dan baik sekali. Namun dalam perkenalan dan obrolan kami saat itu aku agak sedikit heran, karena pada usianya yang sudah terhitung matang sekali tante Hilda belum juga menikah.
Yah mungkin saja tante Hilda punya masih focus dengan karirnya kali yah, karena aku melihat pada usianya yang segitu dia sudah mapan sekali kehiduoanya, buktinya tante Hilda sudah mempunyai apartemen dan 2 mobil All New CRV dan All new civic. Tante Hilda ini mempunyai 2 pembantu, yang satu supir dan yang satu asisten rumah tangga di apartemennya.
Sampai pada suatu hari Tante Hilda menitipkan kunci Apartemen-nya karena pada saat itu pembantu dan supir-nya sedang cuti karena pada saat itu hari raya idul fitri. Sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12. Oh iya gambaran Tante Hilda sebagai berikut, dia mempunyai tinggi badan sekitar 166 cm, mempunyai pinggul yang besar, pantat yang bulat, pinggang yang ramping, perut singset dan ukuran Bra sekitar 34B.
Hal itu bisa dimiliki oLeh Tante Hilda karena tante Hilda rajin senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara rutin. Dengan wajah cantik dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Hilda menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Hilda,
“ Iya sebentar, oh ada tante ada yang bisa saya bantu tante ???, ” ucapku sambil membuka pintu.
“ Ngga Ndro ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?, ” jawab Tante Hilda.
“ Sepertinya ngga ada tante, ” jawabku
“ Eh aku numpang ke kamar mandimu ya, ” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pips he he he.
“ Silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan, ” ucapku sambil tertawa.
“ Ngga apa apa, ” jawabnya.
Baru aku sadar bahwa Tante Hilda memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2,
“ Abis lari ya tan, ” tanyaku.
“ Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi, ” ujar Tante Hilda sambil ngeloyor ke kamar mandiku.
Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya ?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton film porno di laptop memang kebetulan mau onani sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Tante Hilda. Ah bodo amat bodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.
Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku,
“ Hayo kamu tadi lagi ngapain Ndro? tanya si tante.
“ Ngga ngapa-ngapain kok Tan, ” jawabku sambil menunduk kebawah.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya,
“ Ndro, ” ujarnya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
“ Ya Tante ?, ” Jawab saya.
“ Eee… nggak jadi deh, ” Jawabnya ragu-ragu.
“ Ada yang bisa saya bantu, Tante ?, ” Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
“ Eee… nggak kok. Tante cuma mau nanya, ” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“ Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi ?, ” tanya dia.
“ Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan ?, ” jawab ku terpaksa.
“ Terus pake sabun ya ? he he he, ” ucap Tante Hilda sambil tertawa.
“ Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus, ” Tegasku sambil ngomel.
“ Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit, ” jawab Tante Hilda.
“ Eee… mau , dibantuin Tante nggak ?, ” sambungnya.
“ Maksud tante ?, ” Tanyaku.
Wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis,
“ Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi, ” sambil melayang tangan Tante Hilda ke selangkangan ku.
“ Sana ambil laptop mu, ” ucapnya.
Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi dan membawa keluar laptop itu. Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Hilda duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar.
Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang.
Saat itu kelaminku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton Film Porno yang sedang berlangsung,
“ Cakep-cakep juga yang main, ” akhirnya dia memberi komentarnya.
“ Dari kapan Ndro mulai nonton film beginian ?, ”tanyanya.
“ Udah dari dulu Tante, ” ucapku.
“ Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Ndro udah tahu rasanya belum ?, tanya dia lagi.
“ Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster, ” ucapku.
“ Wah enak dong lagi sakit di servis suster, ” tanggapanya.
“ Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih, ” ucapku.
“ Ah Ndro ini kok jadi nakal yah sekarang, ”, ujarnya sambil mencubit lenganku.
“ Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya, ”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.
Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Hilda menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Hilda sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut.
Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku canggung.
Jujur, karena baru kali ini aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kelaminku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian Tante Hilda mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri.
Tangan kanan Tante Hilda juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kelaminku. Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku,
“ Sssss… Oughh… ya situ, ” ucapnya setengah berbisik.
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kelaminku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah.
Sesampai-nya pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Hilda. Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan Vagina-nya.
Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar clitoris-nya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua,
“ Aghhh… Ssssss… Oughhh… terus Ndro, terus, ” ucap lirih Tante Hilda.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar,
“ Eughhh… Ndro terus, Aghhh… Sssss… Aghhh… enak, sebentar lagi, Oughhh…, ” ujar Tante Hilda.
Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Hilda yang terlihat sangat lemas di sofa,
“ Aku kapan Tante, kan aku belum dienakin sama Tante?, ” tanyaku.
“ Nanti dulu yah sayang, sebentar, beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja, ” ucap Tante Hilda.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir Vagina-nya sampai mengenai clitoris-nya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Hilda juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya.
Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang Sexy. Aku usap-usapkan kelaminku yang sudah sangat amat tegang di bibir Vagina-nya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang Vagina-nya. Pelan-pelan saya dorong kelaminku agar masuk semua.
Kepala Penis-ku mulai menyentuh bibir Vagina Tante Hilda,
“ Sssss… Aghhhh…. ” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya.
Lalu Tante Hilda mulai menyuruhku untuk memasukan kelaminku ke liang Vagina-nya lebih dalam dan pelan-pelan. So wow Man… baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Hilda mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kelaminku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam.
Bagian dalam Vagina-nya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Hilda tetap memaksakannya masuk,
“ Oughhhh… Ndro, ” Desah Tante Hilda.
Saat itu rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kelaminku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Hilda. Lalu Tante Hilda mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam Vagina-nya, yang membuatku semakin gila. Dia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan.
Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang Vagina-nya bertambah licin, dan makin lama Tante Hilda terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Lalu tiba-tiba kejantanan-ku terasa seperti disedot oleh liang senggama Tante Hilda.
Tiba-tiba dinding-dinding Vagina-nya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali, bisa-bisa kalau begini terus aku bisa ngecrott cepet nih,
“ Sssss… Aghhhhhhhhhhhhhh… Tante keluar lagi nih, ” ucapnya dengan keras.
Saat itu juga makin basahlah di dalam Vagina Tante Hilda, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Hilda terkulai lemas, tapi kelaminku masih tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa.
Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku,
“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…, ” desah Tante Hilda sudah mulai terdengar lagi.
Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kelaminku ke dalam liang Vagina-nya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Hilda agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam.
Kelaminku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam Vagina Tante Hilda, lalu aku mulai menggerakkan kelaminku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan Sexy,
“ Sssss… Aghhh… Oughhh… terus Ndro… terus… Aghhh… Oughhh…, ” Tante Hilda terus mengerang.
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Hilda merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu.
Saat itu lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas, dan aku merasa kelaminku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Hilda dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang Vagina Tante Hilda. Tubuhku terasa sangat lemas sekali.
Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kelaminku dari liang nikmat milik Tante Hilda. Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Hilda membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan Vagina-nya.
“ Wah kok ngga ditarik sih Ndro, nanti aku hamil lho ?, tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“ Maaf tan aku lupa abis keenakan sih, ” jawabku
“ Ya sudahlah… tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya ?, ” ujarnya menenangkan diriku yang terlihat takut.
“ I… iiya Tante, ” jawabku sambil menunduk.
“ Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Ndro, ” jawan Tante Hilda.
Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja. Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Doggie style terus bro, mantap. Itulah sepenggal cerita sex pada kehidupan nyataku yang telah aku curahkan. selesai.

Agen Vimax Canada








Cerita Sex Diperkosa Malah Ketagihan





http://bandartogel88.com
BUtuhsex.com Cerita Sex Diperkosa Malah Ketagihan


 kali menceritakan pengalaman sex dari kedua remaja ganteng dan kaya yang berniat memperkosa Ibu kos yang berjilbab yang mempunyai tubuh sexy, payudara besar dan pantat yang semok. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Rizal nama panggilanku, nama lengkap Rizal Alfauzi, di web dewasa ini aku akan menuliskan cerita sex mesumku yang bisa dibilang Freak, dan bahkan terkesan nekat. Aku memulai petualangan sexs-ku bertawal dari ketika aku mendapatkan teman yang bernama Arif, dia adalah teman satu jurusanku yang bisa dibilang memiliki wajah tampan dan dan bertubuh proposional.
Kalau dilihat secara fisik Arif ini memang tipe laki-laki idaman para wanita. Arif ini sangat berbeda sekali dengaku, kalu berbicara tentang fisik aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja, namun aku mempunyai kelebihan dalam hal life style. Aku tipe laki-laki yang selalu menjaga penampilan, aku bisa seperti itu karena orang tuaku cukup kaya.
Sehingga untuk masalah life style, uang jajan, dan fasilitas kendaraan aku lebih unggul dari Roni. Walaupun kami berbeda, namun kami bersahabat baik, dari atar belakang kami maka jadilah kami duo playboy, hhe. Yang namanya Playboy/ player pastinya kami sering berganti-ganti pasangan, dan tentunya hampir semua mantan kami pernah kami setubuhi.
Sampai pada suatu hari, kami-pun agak bosan dengan tipe cewek yang binal dan matre karean terlalu mudah untuk kami tiduri/setubuhi, pada akhrinya kamipun mencari pasangan yang berhijab.Untuk mendaatkan pacar berhijab saat itu kami-pun tidak mendapatkan kesulitan, namun seiring berjalanya waktu gairah sex kami-pun timbul kembali.
Yah, namanya lelaki pastinya ingin merasakan barang barunya, hhe, pada saat itu kami berdua mencoba untuk merayu dan mengajak pacar kami yang berhijab untuk bersetubuh, huh… namun apa hasilnya ? Alhasil kami serempak diputuskan doleh pcar kami yang berhijab tadi, hha. Namun yasudahlah namanya juga wanita berhijab, pastilah mereka menjaga auratnya.
Singkat cerita selang 2 minggu kami diputuskan oleh pacar kami, maka mu culah pemikiran untuk melakukan perkosaan kepada wanita berhijab, namun misi ini harus berakhir berakhir dengan kepuasan dari si korban agar kami tidak terjerat undang-undang asusila. Hemm… Saat itu kami berfikir keras, apa bisa ya misi kami ini berhasil.
Hari demi hari kami memikirkan rencana itu dengan serius, sampai pada akhirnya kamipun menemukan cara itu namun dengan syarat korban harus harus wanita yang kami kenal, kedua korban harus tidak perawan lagi, karena kehilangan keperawanan akan menimbulkan trauma pada korban dan yang ketiga, kami harus mempersiapkan peralatan yang lengkap.
Peralatan itu seperti dari tali untuk mengikat korban, plester untuk menutup mulut, obat perangsang wanita, dan bahkan obat bius, hhe. Jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkannya, pada akhirnya setelah kami merasa rencana kami sudah matang, maka kamipun melakukan seleksi korban, dan pada akhrinya kami menemukan calon korban itu.
Sebut saja namanya Ibu Indah, dia adalah wanita berhijab yang sudah dan memupyai 2 anak. Namun suaminya memiliki istri muda, jadi jika kami memilih bu indah sebagai calon korban adalah hal yang tepat, karena dimanapun tempatnya istri tua pasti jarang dibelai, hhe. Bu Indah ini mempunyai beberapa kamar kost yang di khusukan untuk kost putri
Beliau jika kami tafsirkan usianya sekitar 37 tahun, walaupun bu Indah ini berhijab namun dia Nampak sangat cantik dan menarik sekali. Bu Ini berhijab dengan ala masa kini, berhijab namun ketat, so wo man. Dari balik pakain hijabnya kami dapat melihat keindahan payudara dan pantatnya yang semok sekali.
Hasil dari penafsiran kami, ukuran bra-nya jika dilihat dari balik pakaian hijabnya kira-kira berukuran 36B. Seperti kami bilang tadi korban harus mengenal kami, nah Bu Indah ini cukup mengenal kami karena memang kami sering main ke tempat kost Bu Indah untuk urusan mengencani anak kost yang tinggal dikost milik Bu Indah.
Jika berbicara tentang wajah, wanita yang terbilang sudah matang ini sanagtlah pas dengan namanya, karena wajahnya dan tubuhnya sangat indah jika dipandang, apalagi kalau bisa dirasakan,hahahha. Tak jarang mata kami jelalatan ketika melihat pantat semoknya dan payudara yang tertutup oleh baju hijab ketatnya model masa kini.
Sungguh egois sekali suami bu Indah ini, sudah mempunyai istri cantik dan bohay seperti ini, masoh saja mencari istri muda, dan heranya bu indah kog bisa mau yah, entahlah. Suami Bu Indah ini memeberikan kompensasi kepada Bu Indah sebuah kost-kostan yang mEughhhasilkan rupiah yang cukup lumayan bahkan kalau saya hitung-hitung lebih dari cukup.
Oh iya anak bu Indah yang pertama berumur 14 tahun, dan anak yang kedua baru berusia 10 tahun, anak pertama SMP dan yang kedua baru sekolah SD. Singkat cerita pada hari itu dengan rencana yang matang dan peralatan yang lengkap di dalam tas ransel, kami-pun mendatangi kost milik Bu Indah pada sekitar pukul 09.30 pagi.
Pagi itu terlihat suasana kost sudah sepi, karena semua pEughhhuni kost sudah berangkat kuliah dan kedua anaknya juga sedang sekolah. Karena pada saat itu kami melihat kondisi kost kondusif, kemudian kami-pun langsung memasuki rumah Bu Indah yang letak rumahnya jadi satu dengan kost-nya, setelah masuk kamipun menyapa,
“ Permisi Bu Indah, selamat pagi, ” ucap sapa ramah kami.
Pada saat itu kebetulan sekali Bu Indah sedang bersih-bersih dan membereskan ruang tamunya. Terlihat saat itu Bu Indah memakai kaos lengan panjang yang cukup ketat untuk ukuran baju muslim, dibalik baju mjslim ketatnya terlihat montok sekali guest teteknya, wow… gede dan kencang sekali kawan. Mendengar sapaan kami Bu indah-pun menyambut kami,
“ Eh… ada Arif dan Rizal, kok tumben kalian datangnya pagi-pagi sekali, emangnya pagi-pagi gini kaalian mau ngapelin siapa ? perasaan jam segini anak-anak pada kuliah deh, ” ucap Bu Indah.
Dengan senyum ramah dan manis bu indah-pun menyambut kami,
“ Bener juga yah Bu, pantesan sepi banget ini kostnya. Terus kita mau ngapain yah bu kesini, padahal kami sudah bawa pizza nih buwat para cewek, hhe… ” ucapku mulai memancing Bu indah.
“ Wah sayang banget dong Pizza-nya kalau gitu, ” kata Bu Indah sambil terus membereskan furniture di ruang tamunya.
Pada saat itu posisi Bu Indah agak membelakangi kami sehingga pantat semok dibalik rok panjangnya terlihat bergerak-gerak yang membuat jantung kami semakin berebar-debar saja, lalu,
“ Daripada mubazir, gimana Pizza-nya kita makan sama-sama aja Bu, mau nggak Bu ?, ” ajakku.
“ Beneran nih, kalau kalian memaksa sih Ibu nggak bakalan nolak, hhe…, ” ucapnya dengan candanya dengan renyah.
Hemm… Seandainya saja Bu Indah tahu maksud kedatangan kami,
“ Yaudah Bu silahkan saja dimakan Bu, lagian kalau kami berdua yang makan pastilah tidak akan habis, hhe…, ” sahut Arif sembari membuka kardus pizza yang masih panas itu.
Kemudian Bu Indah tanpa rasa sungkan-pun mulai nimbrung dengan kami dan bersama-sama dengan kami menikmati pizza yang lezat itu,
“ Oh iya bu, kami kog lupa beli minuman yah Bu, ” ucapku.
“ Udah kalian tenang aja, ngomong-ngo ngomong kalian mau minum apa?, ” ucap Bu Indah menawarkan minum pada kami.
“ Eummm, apa yah, kalau boleh kami pinginya minum susu Murni Bu, hhe… ” ucap Arif memancing lagi.
“ Wah, Susu murni kaya’nya ibu nggk punya deh, gimana kalau kopi aja ?, ” ucapnya menawarkan minuman lain dengan polosnya.
Ternyata Bu Indah benar-benar tidak tahu maksud kami, padahal susu yang kami maksud adalag susu murni dari payudara Bu Irma, hha… Saat itu kamu seakan sudah tak sabar ingin segera meremas payudara yang besar dan kencang itu,
“ Wah, masa sih Ibu Indah enggak punya susu ?, ” canda Arif dengan melirik Payudara Bu Indah.
“ Hemmm… dasar kamu Rif, ngeres aja fikiranya… Husss… husss jangan gitu nggak baik !!!, ” kata Bu Indah ternyata mulai sadar kalau kami memandangi payudara-nya dengan penuh nafsu.
Lanjutnya lagi,
“ yasudah kalian tunggu sebentar yah, biar Ibu buwatkan kalian kopi, ” ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Seakan-alan Bu Indah mencoba untuk tidak meladeni canda’an kami yang mulai menjurus dan berjalan ke dapur denga lenggokan pantatnya yang semok. Kami segera bangkit mengikuti Ibu montok itu. Tugas Arif adalah memegang Bu Indah supaya dia tidak bisa berontak, sementara aku akan menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan yang ada obat biusnya.
Obat bius yang kami berikan kepada Bu Indah mempunyai dosis rendah, jadi jika digunakan hanya akan akan membuat korban sedikit lemas, tapi tetap sadar. Saat itu kami melihat Bu Indah sedang membuat racikan kopi di dapur. Pantatnya yang semok membelakangi kami dan dengan segera kami mengepungnya dari kanan dan kiri,
“ Maaf Bu, kami maunya susu, boleh kan, ” pinta Arif dengan pandangan yang semakin nakal ke arah payudara-nya.
“ Iya Bu, kami minta baik-baik…, ” sahutku beriringan.
Bu Indah mulai nampak panik melihat wajah mesum kami.
“ Gila kalian…, ” seru Bu Indah mulai meninggi.
Melihat cara baik-baik tampaknya gagal, Arif dengan tubuh atletisnya itu segera mendekap Bu Indah dari belakang,
“ Jangan ngelawan dong Bu…, ” kata Arif.
“ Apa-apaan nih, kalian tidak waras yah !!!, ” ucap Bu Indah mencoba memberontak.
Namun percuma saja Bu Indah berontak, karena Arif lebih kuat daripada Bu indah. Saat itu aku-pun segera bertindak cepat dengan sapu tangan yang ada obat biusnya, alhasil dalam sekejap Bu Indah terlihat langsung pusing dan lemas. Aku segera menutup mulutnya dengan kain,
“ Beres bro, udah enggak bisa berontak nih, ayo bawa ke tempat tidur…, ” ucap Arif.
Kami membopong tubuh semok Bu Indah yang lemas itu ke kamar tidurnya dan sebagai langkah awal, aku bertugas memangku Bu Indah dan Arif bertugas memberikan foreplay buat Bu Indah. Wajah Bu Indah semakin pucat karena takut, dan terlihat air matanya meleleh dari matanya,
“ Tenang Bu, kami berikan yang terbaik kok,so Bu Indah enjoy aja yah !!!” bisikku di telinganya.
Arif dengan penuh percaya diri membuka baju dan celananya sehingga tubuh atletisnya hanya dibungkus celana kolor yang tak mampu menyembunyikan kebesaran kontol-nya. Bu Indah berusaha menendang Arif dikala Arid akan menyingkap rok panjangnya, namun tenaganya sangat kecil bahkan nyaris tak ada.
Kini kami menikmati pemandangan kedua paha Bu Indah yang montok, putih dan mulus,
“ Keren coy…” ujar Arif kagum pada pamandangan indah itu.
“ Yo’i…” aku membenarkan, ”terus ke atas dong, ”.
“ Sabar…perlahan biar Bu Indah menikmati, ” kilah Arif.
Arif membelai paha Bu Indah dengan lembut dan sekali-kali menciumnya sambil tangannya terus menyingkap rok panjang hingga terlihat daerah selangkangan dengan celana dalam warna hitam yang kontras dengan kulit putih pahanya,
“ Wow, kayaknya lebat sekali nih bro kayak hutan belantara, hahaha…, ” ucap Arif seraya membelai rambut-rambut kewanitaan Bu Indah yang tumbuh melewati batas celana dalam.
Bu Indah masih mencoba meronta, namun tetap tak bertenaga. Akhirnya ia hanya membuang muka dan memejamkan matanya. Dengan nakal Arif mulai menciumi selangkangan Bu Indah, suaranya berdecup keras, apalagi disaat ia mencium tepat di bagian memek Bu Indah yang masih tertutup celana dalam,
“ Buka dong Rif celana dalamanya, udanh sangek banget nih gue !!, ” ucapku kepada Arif.
Arif menuruti kemauanku. Dengan perlahan ia memeloroti celana dalam hitam milik Bu Indah sehingga kini gundukan bukit kemaluannya tampak jelas dengan rambut liar yang menutupi keindahan liang senggama-nya,
“ Tukan bener bro, gondrong jembut-nya…” ujar Arif.
“ Yah… maklum jarang dipake Ron…” aku menimpali.
“ Bener-bener nih yang punya barang kayak gini dianggurin, kalau gue yang punya pasti gue embat terus tiap hari, ” kata Arif.
Dengan lembut dan profesional, Arif menyibak rambut kemaluan Bu Indah sehingga ia menemukan bibir vagina yang merekah,
“ Eh… udah agak basah nih…” ujar Arif.
“ Wah… dari tadi kan kami sudah bilang Bu, jangan ngelawan, pasti enak kok…” candaku.
Bu Indah masih memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya. Dia masih berupaya mengingkari bahwa ternyata dia terangsang oleh kami. Arif memulai jurus-jurus foreplay dengan membasahi jarinya denga jelly pelumas dan kemudian membelai-belai labium mayora Bu Indah, dan tentu saja tak ketinggalan Itil-nya.
Saat itu pada bagian Itil, Arif dengan penuh nafsu menjulurkan lidahnya dan memainkannya Tubuh Bu Indah sontak terasa menggeliat,
“ Tuh kan, enak kan Bu…” ucapku.
Melihat reaksi Bu Indah yang menggelinjang, Arif semakin terbakar nafsu, ia melumat habis kemaluan Bu Indah dengan mulut dan lidahnya. Aku yang melihat juga semakin berahi. Tubuh Bu Indah semakin terasa menggelinjang, dan lambat laun wajahnya tak lagi berpaling. Ia mulai menatap Arif yang tengah mengerjai kemaluannya yang sudah lama nganggur itu.
Menurutku mungkin baru pertama kali dia dioral seperti itu. Arif memang dahsyat, lidahnya menjalar-jalar dari perbatasan anus dan vagina hingga ujung Itil dan sekali-kali ia mengulum Itil Bu Indah. Wanita mana yang bisa tahan kalau Itil-nya dikulum seperti itu. Mata Bu Indah yang tadi basah oleh air mata kini menatap penuh harap pada Arif.
“ Ibu… mau saya buka tutup mulutnya enggak? Tapi jangan teriak ya…” aku menawari Bu Indah dan wanita itu terlihat mengangguk. Aku pun membuka kain penutup mulutnya.
“ Kalian gila…, ” seru Bu Indah.
Tapi intonasinya sudah berbeda dengan seruan pada awal sebelumnya. Kini ia seperti meracau antara kalut dan nikmat,
“ Eughhh… Oughhh… , ” Bu Indah semakin tak malu mengeluarkan lenguhan erotisnya disaat Arif memainkan jarinya di dalam liang kewanitaanya.
Aku yang dari tadi Cuma jadi penonton mulai beraksi. Dengan lihai tanganku menarik kaos Bu Indah hingga payudara-nya yang terbungkus BH hitam menunjukkan kebesarannya,
“ Buset, gede banget coy, ini mah semangka namanya, ” seruku takjub.
Payudara Bu Indah memang besar dan tampak masih kencang. Dengan tak sabar aku mencopot pengait BH-nya sehingga buah besar yang montok itu menggelantung menantang. Aku segera meremas-remas dan memilin puting susunya yang juga besar itu,
“ Eughhh… kalian memang kurang ajar…” racau Bu Indah yang semakin terbakar birahi.
Terlihat pada saat itu wajah manisnya sudah terlihat mesum dan tak ada lagi air mata yang mengalir bahkan mulutnya setengah terbuka seakan minta dicium. Akupun menyosornya dan ternyata memang benar, wanita berjilbab putih itu membalas ciumanku. Akupun melumat bibirnya yang seksi itu sambil terus meremas-remas payudara-nya.
Sementara di bawah, Arif terus bergerilya. Dan hasilnya tentu saja satu kosong, Bu Indah tak mampu lagi menahan orgasme-nya,
“ Eughhh… gila… Ssssshhhh… Aughhhhh…, ” tubuhnya mengelinjang hebat.
Pengaruh obat bius sudah semakin berkurang sehingga gelinjangannya semakin terasa. Ibu dua anak itu melenguh cukup keras dan panjang tatkana orgasme menjemputnya. Wajah Arif terjepit dua paha mulusnya sementara bibirku nyaris tergigit oleh bibir Ibu montok yang sedang meraih kenikmatan duniawi itu,
“ Wow… asyik kan Bu…” seruku.
“ Kini giliran kami ya Bu…” ujar Arif tak sabar.
Kini Arif mulai melucuti celana dalamya dan dengan segera menempelkan ujung kontol-nya di bibir kewanitaan Bu Indah,
“ Eh… pake kondom dong Rif…” seruku.
“ Buset… hampir lupa gua…, ” ucapnya.
Kemudian Arif mengurungkan niatnya untuk mEughhhunjamkan kontol-nya dan segera mencari kondom di dalam tas dan kemudian memakainya. Setelah terbungkus kondom batang kejantanan-nya, kini dia-pun segera menempelkan kontol-nya kembali ke bibir kemaluan Bu Indah yang montok dan perlahan-lahan memasukinya.
Aku melihat wajah Bu Indah semakin mesum saja. Aku menciumnya lagi dan ia juga membalasnya. Ronde kedua dimulai. Aku berciuman dengan Bu Indah sambil terus meremas-remas toketnya yang montok, sementara Arif asyik menggenjot memek-nya. Sampai akhirnya terdengar lenguhan Arif tanda dia melepas orgasme-nya,
“ Hmm… istirahat dulu ya bu…” ajakku membaringkn tubuh Bu Indah di atas tempat tidur.
Tubuh montok itu masih terbungkus rok panjang dan kaos yang tersingkap, bahkan jilbabnya masih dikenakannya. Aku mengambil botol aqua dari dalam tas dan menyodorkannya pada Bu Indah. Dia menerima dan mengguk airnya, Sementara aku merobek tissue vagina yang juga sudah kusiapkan, pokoknya lengkap peralatan kami guest.
Aku bersihkan memek-nya dengan tissue yang harum itu sehingga tak ada lagi bekas-bekas penjajahan Arif. Setelah aku rasa cukup bersih kini giliranku memberikan oral seks pada Bu Indah. Wanita itu mulai terangsang lagi. Kini ia semakin tak malu-malu. Tanggannya membelai-belai rambutku dan sekali-kali menariknya disaat dia merasa terangsang hebat.
Aku semakin kalap dan melahap vagina ibu beranak dua itu. Sampai akhirnya aku rasa sudah cukup waktunya untuk melakukan penetrasi,
“ Bu kita ML pakai gaya doggy style yah !!!, ” pintaku.
“ Gaya Apaan tuh?, ” tanya lugu.
“ Itu loh bu, jadi ibu nungging, terus ibu di entot dari belakang, ” ucap Arif menjelaskan ketika dia beristirahat setalah mendapatkan orgasme-nya.
Bu Indah menurut, dia kemudian bangkit dari tempat tidur, turun ke lantai dan menungging di tepi tempat tidur. Wow… pantat semoknya membuat aku semakin tak sabar menikmati permainan inti. Aku pun menempelkan selangkanganku di pantatnya, empuk sekali. Dengan tak sabar aku menyodokkan kontol yang sudah berbalut kondom ke dalam memek-nya.
Agak mudah memang, maklum habis dipakai Arif, namun tetap nikmat. Aku menggenjotnya dengan irama perlahan seakan membelai dinding-dinding memek-nya. Bu Indah tampaknya sangat menikmati permainanku. Pantat semoknya bergoyang-goyang mengikuti irama sodokanku. Sampai akhir aku merasa otot memek-nya mulai mengeras tanda dia sudah hampir orgasme.
Aku mempercepat tempo permainan dan akhirnya kami bisa meraih orgasme bersama-sama. Bu Indah menggelepar di atas tempat tidur. Diaa pasti tak habis pikir, dalam hidupnya dia bisa merasakan di gilir seperti ini. Biasanya suaminya yang menggilir dia dan istri mudanya, kini dia yang merasakan dua kontol sekaligus dari 2 lelaki muda perkasa,hhe…
“ Bu, ibu enggak marah kan?, ” tanyaku.
Bu Indah tak menjawab, namun saat itu dia menatap kami dengan wajah penuh terima kasih,
“ Kalian… kalian kurang ajar…, ” serunya.
“ Tapi enak kan Bu, ” canda Arif yang sudah berpakaian kembali.
“ Iya sih, Enak banget, ” ucap Bu Indah dengan senyum puas.
“ hhe.. berarti lain kali boleh dong kita dateng lagi Bu ?, ” tanyaku.
“ Dasar kalian pemuda gila, bener-bener maniak sexs kalian yah, ” ucap Bu Indah.
Dari nada biacaranya tadi, terdengar jelas bahwa dia mau jika kami setubuhi lagi. Setelah berkata seperti itu Bu Indah-pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersikah diri dari. Singkat cerita setelah 1minggu kemudian, kami datang lagi ke rumahnya, dan Bu Indah sudah siap untuk kami setubuhi lagi.
Setelah kejadian itu justru Bu Indah yang terlebih dahulu menghubungi kami, baik lewat telefon maupun sms untuk meminta jatah kepada kami Dasar ibu-ibu berhijab 2 anak doyan sex, hha. Selesai.

poker online